Marsda TNI (Purn) Syahrul Lubis: Dahlan Hasan Pekerja Keras yang Tak Kenal Waktu

Panyabungan| banyak alasan kenapa menjatuhkan pilihan kepada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) Drs H Dahlan Hasan Nasution – H. Aswin Parinduri, salah satunya adalah karakter kepemimpinan dan kepribadian yang dimiliki oleh Dahlan Hasan Nasution.

Hal itu diungkapkan pensiunan jenderal bintang dua TNI Angkatan Udara, Marsekal Muda (Purn) Syahrul E Lubis saat bincang-bincang dengan Media Mohga, Minggu (20/9) di Panyabungan

Syahrul mengawali cerita pertama kali ia mengenal Dahlan Hasan Nasution sewaktu ia masih bertugas di Medan, Sumatera Utara pada tahun 2016 yang lalu. Saat itu bertepatan hari pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Madina terpilih pada Pilkada tahun 2015 yang lalu, yaitu Dahlan Hasan Nasution – HM Ja’far Sukhairi Nasution.

Syahrul dan Sukhairi Nasution sejak masa kecil sudah saling mengenal karena rumah orang tua mereka berdekatan di Panyabungan.

“Saat itu saya sedang bertugas di Medan, ada teman yang mengajak saya ke pelantikan Dahlan-Sukhairi, singkat cerita saya memakai seragam dinas ketemu Dahlan dan Sukhairi tapi bukan di lokasi pelantikan, melainkan di lokasi resepsi syukuran. Di situ saya pertama kali bertatap muka langsung sambil diskusi dengan pak Dahlan. Kalau sebelumnya saya cuma mengenal nama saja,” ungkap Syahrul

Semenjak pertemuan tersebut, Syahrul beberapa kali komunikasi dengan Dahlan Hasan Nasution hingga setahun berikutnya ia pindah tugas ke Jakarta. Dan saat ini mereka mulai sering ketemu di Jakarta bahkan Syahrul kerap mendampingi Dahlan Hasan Nasution menemui beberapa pejabat Negara ketika itu.

“tepatnya tahun 2017 saat itu saya menjabat Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU). Kami mulai sering ketemu di Jakarta, karena saat itu pak Bupati sedang berjuang untuk pembangunan Bandar udara di Bukit Malintang dan beberapa program lain termasuk perhutanan sosial untuk masyarakat dan program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) . Karena sering ketemu itulah saya mulai mengenal bagaimana karakter kepemimpinan Dahlan dan bagaimana keperibadian beliau,” ujarnya

Syahrul tidak sendirian mendampingi Dahlan Hasan Nasution membantu me-lobby aanggaran di pemerintah pusat. Syahrul mengaku diberikan amanah oleh tokoh perantau asal Madina membantu Dahlan Hasan Nasution, seperti eks Menko Perekonomian RI Darmin Nasution, Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Prof DR Todung Mulya Lubis, termasuk senior Syahrul di AKABRI yaitu Komisaris Jenderal Pol (Pur) Saud Usman Nasution, dan tokoh lainnya.

“sewaktu saya menjabat staf khusus KASAU saat itu saya memang banyak waktu luang di kantor. Setiap pak Bupati (Dahlan) datang ke Jakarta sebisa mungkin saya dampingi beliau, termasuk menemui Menteri Perhubungan RI dan menteri lain. Saya mendampingi beliau karena diamanahkan tokoh kita yang berasal dari Madina, apalagi yang sedang diperjuangkan pak Dahlan itu untuk keperluan kampung halaman dan kerabat kita di Mandailing. Itu pertimbangan kami. Alhamdulillah apa yang kita perjuangkan dalam beberapa tahun ini sudah mulai membuahkan hasil, misalnya Bandar udara yang sudah mulai ditenderkan, itu artinya pembangunannya sudah mulai. Kemudian perhutanan sosial juga sudah on the track dengan keluarnya SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Banyak sekali anggaran pusat yang dikucurkan ke Madina tahun ini dan berlanjut tahun depan,” jelas Syahrul

Soal keperibadian Dahlan Hasan Nasution, Syahrul E Lubis menjelaskan sosok Dahlan itu sangat jarang dimiliki kepala daerah yang lain, sosok yang ia maksud adalah kesederhanaan, kemauan, dan pekerja keras.

“Awalnya saya juga bingung melihat pak Dahlan ini, dia kan seorang Bupati, tetapi selama saya kenal dan beberapa kali mendampinginya di Jakarta ia tidak betah di tempat-tempat mewah. Misalnya penginapan, ia menginap di hotel yang sangat murah, kendaraannya di Jakarta pun tidak ada, paling naik mobil saya atau naik grab (taksi), beda dengan kepala daerah lain yang saya kenal, menginap di hotel mewah dan naik mobil yang sudah disediakan di Jakarta. Kalau pak Dahlan ini memang jauh beda dengan pemimpin di daerah lainnya. Sangat sederhana,

“saya kadang melihat beliau tak ubahnya dengan staf biasa di kantor. Dia mau mengerjakan apa saja, siang dan malam menyiapkan berkas, biasanya orang kalau sudah di hotel pasti istirahat. Kalau pak Dahlan tidak, ia bersama stafnya beberapa kepala dinas mengerjakan semua berkas untuk persiapan ke kantor kementerian,

“pak Dahlan itu memang pekerja keras, itu yang membuat kami salut kepada beliau,” kata Syahrul

Kemudian, sebelum pensiun tahun 2018 yang lalu, Syahrul pernah pulang kampung ke Kabupaten Madina, dan selama beberapa hari di Madina ia menyaksikan sendiri apa yang dikerjakan Bupati Dahlan Hasan Nasution.
“sebelum pensiun tahun 2018 yang lalu saya pulang kampung, saya keliling ke beberapa lokasi, disitu saya lihat langsung apa yang sudah dikerjakan pak Dahlan. Ternyata keseriusan dia membangun daerah ini bukan hanya saat ketemu tokoh kita yang di Jakarta,

“Tapi di daerah ini juga ia bekerja keras membangun kampung halaman kita. Siang malam tak mengenal waktu, di usianya yang sudah 62 tahun kalau orang biasa pasti tidak akan mau bekerja seperti itu, tapi beda dengan pak Dahlan. Saya melihat ia langsung turun tangan membangun berbagai tempat, seperti jalan dan jembatan serta fasilitas umum lain,

“Karena kerja keras beliaulah maka kami yang ada di Jakarta memutuskan mendukung pasangan Dahlan-Aswin di Pilkada Madina tahun 2020. Karena dari semua calon yang ada saat ini belum ada yang bisa menyamai Dahlan soal kerja keras membangun daerah ini,” terangnya

Syahrul menyampaikan dukungan tersebut bukan tidak punya alasan. Apalagi Syahrul mengenal dekat dengan calon Bupati lainnya.

“dari tiga calon Bupati di Pilkada tahun 2020 ini kami yakin pasangan Dahlan-Aswin paling tepat memimpin Madina. saya sangat mengenal dengan pak Sofwat, beliau teman dekat saya dan satu kelas sewaktu di SMAN 1 Panyabungan.

“mulai zaman sekolah hingga sama-sama berdinas di militer. Saya duluan masuk ke AKABRI, saya di angkatan udara dan pak Sofwat di Angkatan Darat. Saya sangat mengenal dan cukup dekat dengan beliau karena kami juga masih ada hubungan keluarga. Tetapi hari ini kita berbicara soal pembangunan dan masa depan kampung halaman kita, bukan lagi bicara soal teman maupun kerabat,

“Begitu juga dengan pak Sukhairi Nasution. Saya sangat mengenalnya, rumah kami bertetangga. Tapi kami melihat pak Sukhairi yang selama satu periode ini sudah mendapat kesempatan sebagai Wakil Bupati tetapi tidak berjalan dengan baik. Kalau kami di militer, seorang karakter calon pemimpin yang baik itu dilihat saat masih menjadi staf. Kesuksesannya selama menjadi staf salah satu tolak ukur untuk dipertimbangkan memegang komando atau pimpinan. Kalau dia gagal jadi staf maka dapat dipastikan tidak akan bisa memimpin pasukan. Begitulah penilaian kami terhadap pak Sukhairi,

“setelah melakukan banyak kajian dan pertimbangan bersama tokoh perantau asal Madina, kami memutuskan untuk mendukung Dahlan Hasan Nasution dan Aswin Parinduri. Kita yakin di tangan dingin mereka Kabupaten Madina ini akan maju,

“Pak Dahlan Hasan orangnya sangat sederhana, itulah tife pemimpin yang dibutuhkan rakyat saat ini. Saya memahami banyak pihak yang tidak suka dengan karakter beliau. Namanya Negara demokrasi pasti ya seperti itu, ada yang mendukung dan ada juga yang tidak mendukung,

“sebenarnya saya mempertaruhkan refutasi saya sebagai pensiunan jenderal bintang dua. Menjadi ketua tim pemenangan Dahlan-Aswin sebenarnya bukan klass saya. Tetapi ini amanah dari senior dan tokoh perantau kita yang berasal dari Madina. termasuk bang Saud Usman, ia sendiri sangat mendukung pak Dahlan,” tambahnya

Syahrul Lubis berpesan kepada semua lapisan masyarakat supaya benar-benar menggunakan hak pilihnya pada 9 Desember nanti. Memilih pemimpin harus sesuai dengan keinginan masyarakat dan masa depan pembangunan daerah. Dan ciri pemimpin yang baik selain dekat dengan ulama dan tokoh adat budaya, juga memiliki kepedulian yang tinggi kepada masyarakat serta pekerja keras dan punya sisi kesederhanaan. (MN-08)