Covid-19, Pegawai RSU Panyabungan Curhat di Medsos Keluarganya Dikucilkan

MohgaNews|Madina – beberapa waktu lalu jagat maya sempat dihebohkan dengan curhatan live media sosial Facebook (Fb) oleh pemilik akun atas nama Hendra Saputra (HS) yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan, kini sang istri turut melakukan hal yang sama melalui postingan status akun FB miliknya atas inisial FAN pada tanggal 15 September 2020.

Dikutip dari laman Facebook milik FAN, dalam postingan itu dia mengungkapkan bahwa setelah sang suami terkonfirmasi positif virus corona dan diisolasi, keluarganya terutama anaknya kerap mengalami penolakan dan seakan dikucilkan oleh masyarakat.

Sang anak lelaki yang masih berusia 4 tahun itu beberapa kali diusir oleh orang dewasa dan tak diizinkan berteman dengan anak-anak lainnya. Bahkan ironisnya, satu-satunya keluarga yang menerima kondisi mereka pun turut diberlakukan sama oleh masyarakat.

“Beberapa kali pulang ke rumah dengan menangis dan dengan rengekan tidak ada yang mau berteman dengannya. Bahkan anakku yang sudah bisa bercerita mengatakan bahwa ada oknum yang sudah dewasa mengatakan kepadanya jangan dekat ‘jangan main kesini kamu kena corona virus’. Haruskah hal seperti itu dialaminya?.” tulis FAN.

FAN juga menuliskan dirinya sebisa mungkin telah berusaha menahan anaknya untuk tidak keluar rumah dengan memberikan fasilitas gadget agar sang anak bisa menonton betah di rumah.

“Saya sudah berusaha menahannya di rumah, Youtube diberikan tanpa memandang jam agar dia mau tetap di rumah, tapi saat bosan dengan hp dia tetap merengek ingin bermain, untunglah ada anak dari nenek gendek yang biasa mengasuhnya yang tetap mau berteman dengannya walau dengan resiko sempat diusir dari warung karena berteman dengan anakku,” sambungnya.

Padahal menurut FAN, anak itu telah dua kali dilakukan rapid test dan hasilnya negatif.

FAN mengerti akan respon masyarakat yang begitu khawatir, namun karena anaknya telah dinyatakan negatif berdasarkan rapid test, dirinya berharap agar masyarakat tidak lagi mengucilkan anaknya beserta keluarga yang mengasuh anaknya.

Kolom komentar dalam postingan status FAN tersebut tampak dipenuhi komentar dukungan dan motivasi bagi keluarga FAN agar tetap tabah dan semangat.

“Sedih sekali ya dek mendengarnya, padahal siapapun itu pasti tidak ingin penyakit itu ada diantaran keluarganya. Sampai menangis membacanya, anak yang masih 4 tahun dikucilkan teman temannya, sabar ya dek, semoga selalu kuat dan selalu semangat,” tulis akun FB atas nama Nora Longgahon Siregar dalam komentarnya.

“Sabar ya bou, dan trtap semangat ya bou. Mudah mudahan lekas membaik amangboru dan bisa berkumpul lagi ya bou,” sebut akun Desy Sandya Lubis.

Pada 14 September 2020 lalu, curhatan video siaran langsung melalui akun FB suami atas nama Hendra Saputra (HS) yang berdurasi 2 menit 14 detik telah ditonton sebanyak 21.913 kali dan dibagikan sebanyak 401 kali itu mengungkapkan bahwa dirinya tidaklah lari, namun diisolasi di RSUD Panyabungan. HS juga mengatakan bahwa dirinya bukanlah penjahat.

“Saya bukan penjahat, saya bekerja untuk istri saya, seluruh keluarga saya,

“Saya himbau kepada semua lapisan masyarakat agar tidak menghakimi saya, karna saya Orang Tanpa Gejala (OTG) dan itupun saya sudah mengisolasi diri di RSUD Panyabungan,” terang HS.

Berikut isi lengkapnya postingan FAN dalam laman FB nya.

“Anakku yg kuat dan ketakutan masyarakat
Setelah ayahnya yg bekerja sebagai tenaga kesehatan dikonfirmasi positif covid 19, penolakan demi penolakan telah dialaminya, sungguh merupakan ujian kesabaran yg sangat besar bagi saya ibunya. Dia anak usia 4 tahun yg belum mengerti arti isolasi,beberapa kali harus pulang kerumah dengan menangis dan dengan rengekan tidak ada yg mau berteman dengan nya. Bahkan anakku yg sudah bisa bercerita mengatakan bahwa ada oknum yg sudah dewasa mengatakan kepadanya ‘ jangan dekat,jangan main kesini kamu kena Corona virus’. Haruskah hal seperti itu dialaminya?

Saya sudah berusaha menahannya dirumah, YouTube diberikan tanpa memandang jam agar dia mau tetap diam dirumah, tapi saat bosan dengan hp dia tetap merengek ingin bermain, untunglah ada anak dari nenek gendek yg biasa mengasuhnya yg tetap mau berteman dengannya,walau dengan resiko sempat diusir dari warung karena berteman dengan anakku.

Tadi malam saya membawanya untuk melakukan rapid test, saat memasuki puskesmas begitu melihat tempat cuci tangan dia meminta untuk cuci tangan, dia yg memang sudah saya ajari cara mencuci tangan sesuai standar,mencuci tangan dengan riang meski belum sempurna. Dia duduk didepan pemeriksa, saya memeluknya dan berkata ‘jangan takut ya mang berobat kita’ dan dijawab dengan singkat ‘ oh ok mama’. Dia hanya bergumam au saat jari kecilnya ditusuk,tidak ada tangisan atau teriakan. Dia sudah di rapid dan Alhamdulillah hasilnya negatif.

Ketakutan itu wajar dan manusiawi, dan saya tidak marah dengan itu, jika saya ditempat kalian mungkin saya juga akan sama. Tapi sekarang dia sudah dinyatakan negatif mohon untuk tidak mengucilkannya lagi, begitu juga dengan orang yg dekat dan mengasuhnya. Terimakasih anakku sudah kuat,dan tetaplah kuat,” (MN-09)