Kisah Hadirnya Alquran ‘Raksasa’ di Mandailing Natal

Panyabungan| bagi segenap umat Islam yang ingin melakukan wisata religi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) salah satu tempat yang di-recomended.

Kabupaten Madina memiliki puluhan pondok pesantren dan ulama tersohor di masanya, seperti pesantren Musthafawiyah Purba Baru yang sudah berusia 109 tahun dan didirikan ulama besar lulusan Makkah, Syeh Musthafa Husein Nasution.

Kali ini, Kabupaten Madina juga memiliki Al-Qur’an berukuran sangat besar yakni panjang 1,5 meter yang bertempat di di Pondok Pesantren Tahfiz Syahrani Bariah Zulkanaen Desa Salambue Kecamatan Panyabungan. Uniknya lagi, kitab suci tersebut hasil karya tulis tangan dan mempunyai kisah

saat MohgaNews menjumpai Pimpinan/mudir Pondok Pesantren Tahfiz Quran bernama H Zulkanaen Nasution, Minggu (11/4/2021) dikantor pesantren.

Pada awalnya, H Zulkarnaen menceritakan asal mula diterimanya Al Quran berukuran besar itu.

“Tahun 2016 lalu, ada guru besar di Rantau Parapat bernama Syekh Sukiman, beliau sehari-hari kegiatannya beribadah. Kemudian, suatu hari Syeh itu didatangi kakek tua yang tidak dikenal dan langsung memberikan Al Quran ini kepadanya dan sebuah sajadah. Setelah kakek tua itu keluar dari rumah Syekh Sukiman, langsung menghilang,

“Kemudian, Syekh Sukiman memelihara Al Quran ini selama puluhan tahun, sebelum dia wafat, sajadah yang diterimanya dibakar hingga jadi debu, dan dilontarkan debunya dengan izin Allah, sajadah kembali utuh. Setelah Sukiman wafat, sajadah itu hilang begitu saja dan tinggal Al Quran dijaga istrinya yang sudah tua, mereka tinggal di pulau jawa,” kata H Zulkarnaen.

“Pada tahun 2016 lalu, Saya bertemu dengan istri almarhum Sukiman di pulau jawa dan langsung memberikan AlQuran itu dengan kata “Kamulah yang Pantas Menjaga Kitab Ini,” kata H Zulkarnaen menirukan ucapan istri Syeh Sukiman

Pimpinan Pondok Tahfiz itu juga mengatakan bahwa Al Quran itu adalah murni tulisan tangan manusia.

“Istri Almarhum juga mengatakan bahwa Al Quran ini merupakan hasil tulisan tangan manusia dan pada saat itu kami 4 orang mengangkatnya untuk dibawa pulang sangat berat,” jelasnya

Masih Zulkarnaen, ia menyebut, pembukaan rumah Hafiz Quran berawal dari amanah yang diberikan kepadanya untuk menjaga Al Quran raksasa itu.

“Setelah 1 tahun menerima amanah itu, saya terfikir untuk membuka pondok pesantren tahfiz quran, dan Alhamdulillah saat ini sedang dalam proses pembangunan yang ditempatkan di Desa Salambue. Kedepan, kita akan membuat museum Al Quran ini agar pengunjung nyaman untuk melihatnya, nanti setelah selesai, bebas untuk melihat,” ucap H Zulkarnaen. (MN-08)