MADINA – Harga emas di Pasar Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Kini harga emas yang sudah diolah menjadi perhiasan, tembus Rp3,7 juta per ameh (2,5 Gram).
Rohman Nasution, seorang pemilik tokoh emas di Pasar Lama Panyabungan mengaku, sebelumnya harga emas per ameh berada di kisaran Rp3,3 juta, kini telah menembus angka Rp3,7 juta per ameh.
Kenaikan harga emas, kata Rohman, berdampak pada meningkatnya transaksi jual beli emas di pasar. Banyak masyarakat yang memanfaatkan momen ini untuk berinvestasi atau membeli perhiasan menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Rohman menyebut, tren kenaikan harga emas diperkirakan masih terus berlanjut hingga mendekati Idul Fitri mendatang.
“Setiap tahun, harga emas cenderung naik menjelang hari raya karena meningkatnya permintaan dari masyarakat. Banyak yang membeli emas sebagai tabungan atau untuk keperluan perhiasan saat lebaran,” kata Rohman.
Ia menerangkan, faktor utama yang mendorong lonjakan harga emas ini diduga berasal dari perubahan harga emas global, serta meningkatnya minat masyarakat terhadap logam mulia sebagai aset investasi yang aman.
“Para pedagang emas di Pasar Panyabungan pun merasakan dampaknya, dengan tingginya permintaan, membuat kita harus menyesuaikan stok agar emas tetap tersedia bagi pelanggan,” ungkap dia.
Sejumlah warga yang datang ke pasar mengaku khawatir harga emas akan terus naik, sehingga mereka memilih untuk membeli lebih awal.
“Kalau beli sekarang, harganya masih lebih terjangkau dibanding nanti mendekati lebaran. Makanya, saya putuskan untuk membeli sebelum semakin mahal,” ucap seorang pembeli di Pasar Lama Panyabungan.
Para pedagang dan pengamat pasar memperkirakan harga emas masih berpotensi meningkat dalam beberapa minggu ke depan. Masyarakat yang ingin berinvestasi disarankan untuk terus memantau perkembangan harga agar dapat membeli emas di waktu yang tepat.
Penulis: Raja Ali Dai dan Muhammad Alawi, Mahasiswa KPI STAIN Madina