Sapma PP minta Poldasu turunkan tim labfor ke tambang ilegal Hutabargot

MADINA – Pengurus Cabang Satuan Pelajar Mahasiswa-Pemuda Pancasila (Sapma PP) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) turut menanggapi kejadian longsor di perbukitan kilometer 2, wilayah Kecamatan Hutabargot yang viral akibat menjamurnya aktivitas illegal PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin).

Ketua Sapma PP Madina Ahmad Sarkawi turut mendesak Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto untuk segera menurunkan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda untuk melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan mengambil sampel tanah atas dugaan adanya beberapa mayat yang tertimbun di lokasi kilo 2 Hutabargot yang longsor beberapa waktu lalu.

Disebutkan, penerjunan Tim Labfor Poldasu sangat urgen untuk menjawab teka-teki atas informasi simpang siur terkait aktivitas pelanggaran hukum berbentuk PETI yang disinyalir telah menelan korban beberapa orang di salah satu lobang milik bos tambang di Huta bargot yang diduga berinisial B dan N.

Lebih lanjut, Sarkawi menguraikan pemberitaan yang viral di berbagai media online (2/2/2024) menyebut sejumlah pekerja mengaku mencium aroma busuk menyengat di lubang tambang emas ilegal, perbukitan Kilometer 2, Kecamatan Hutabargot yang diduga bangkai manusia yang bersumber dari salah satu lubang milik salah satu tauke tambang di kilometer II Desa Hutabargot Nauli yang mengalami longsor hebat, pada minggu kemarin.

“Untuk memastikan bau busuk itu bersumber dari bangkai binatang atau manusia, Tim Labfor Poldasu diminta bergerak cepat melakukan tindakan tegas dengan segera turun ke lokasi” jelas Sarkawi, pernah menjabat Ketua Umum DPP IMMAN (Ikatan Mahasiswa Mandailing Natal), Senin (3/1/2025).

Sarkawi berasumsi, bila merujuk rangkaian kejadian longsor tersebut, pihaknya menduga bahwa bau menyengat itu merupakan bangkai manusia. Pasalnya, sangat naif dan tidak logis bila dikatakan ada binatang seperti ayam, kambing, anjing atau babi yang berkeliaran di lobang tanah yang memilki kedalaman puluhan meter.

“Kita mendesak Ditreskrimsus dan Ditlabfor Polda untuk segera turun tangan menyikapi kejadian ini biar opini yang berkembang tidak bias menjadi “bola liar”. Kita minta Tim Labfor Poldasu merespon cepat melakukan tindakan terukur mencek kebenaran isu yang menyebut adanya penambang yang tewas akibat tertimbun longsor” jelas Sarkawi.

Selain melakukan olah TKP dengan mengambil sampel tanah, debu, atau bau yang menyengat di tempat longsor, Sapma PP juga meminta agar Labfor Poldasu juga mengambil sampel air dugaan pencemaran lingkungan dan kerusakan alam, serta melakukan penggrebekan atas maraknya penggunaan zat kimia beracun dan berbahaya (B3) berupa mercury dan sianida yang diduga dilakukan para tauke tambang illegal untuk pemurnian logam emas material hasil kejahatan tindak pidana PETI.

“Kita minta Kapoldasu untuk lebih serius dan sungguh-sungguh memprioritaskan pengusutan PETI di Kabupaten Madina hingga tuntas. Hasil laboratorium forensik setelah diuji nantinya, kita minta untuk diungkap secara transparan” tutup Sarkawi. (FAN)