Letjen Doni Monardo Tawarkan Program Alihkan Tambang Rakyat di Madina

MohgaNews|Madina – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB RI) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo menawarkan sejumlah program kerakyatan yang bisa mengalihkan masyarakat dari mata pencaharian tambang rakyat yang sudah menyebabkan sejumlah kasus kelainan bayi lahir.

Hal itu disampaikan Doni Monardo pada saat kunjungannya ke Mandailing Natal (Madina) pada hari Kamis (28/11) kemarin.

Jenderal bintang tiga itu datang ke Madina didampingi Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana, Kementerian Sosial RI, Syafii Nasution, beberapa petinggi Polda Sumatera Utara, dan pejabat di Pemerintah Provinsi Sumut.

Kedatangan rombongan tersebut disambut Bupati Madina Drs Dahlan Hasan Nasution dan jajarannya, kemudian Kapolres Madina AKBP Irsan Sinuhaji bersama forum koordinasi pimpinan daerah di Kabupaten Madina

Setibanya di Madina,Kepala BNPB RI, Letjen TNI Doni Monardo mengunjungi masyarakat Kecamatan Hutabargot. Ia bersama rombongan mengadakan ramah tamah dengan tokoh masyarakat di Kecamatan yang berada di wilayah Penambangan Emas Tanpa Izin itu.

Kesempatan itu pun dimanfaatkan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada Pemerintah Pusat mengenai keberadaan tambang yang menurut mereka sudah lebih sepuluh tahun masyarakat menggantungkan hidup disitu. Mereka menyebut, hasil tambang emas di wilayah Hutabargot telah memberi banyak manfaat secara ekonomi bagi masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan harga hasil bumi masyarakat pada umumnya yaitu karet yang sangat murah. Karena itulah warga menganggap tambang satu-satunya yang bisa mereka jadi sumber penghasilan.

Di sisi lain, mereka juga mengakui akibat tambang itu banyak kejadian di luar kebiasaan, seperti kasus bayi yang lahir dengan kelainan, dan kasus lain seperti ibu-ibu yang kehamilannya gugur dan diduga akibat pemakaian merkuri pada kegiatan tambang itu. Dalam proses penambangan batu mengandung emas, semua penambang menggunakan merkuri atau sianida.

Karena itu, sebagian tokoh masyarakat meminta pemerintah khususnya kepada BNPB RI memberikan solusi bagi mereka supaya kegiatan penambangan emas tetap diizinkan, tetapi mereka sepakat diberikan cara penambangan yang ramah lingkungan dan berguna untuk keselamatan mereka selaku penambang.

Selain itu, tokoh masyarakat yang lain sepakat agar penambangan rakyat itu dihentikan dan dialihkan dengan program-program yang bisa membantu ekonomi masyarakat. Dalam hal itu, mereka meminta supaya Kecamatan Hutabargot itu dijadikan sebagai objek wisata atau kecamatan industri yang tentu saja bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Kami sepakat tambang rakyat dihentikan karena banyak efek negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. tetapi, kami ingin Pemerintah memberikan solusi dan program yang bisa mensejahterakan ekonomi masyarakat,” ujar salah seorang tokoh masyarakat Hutabargot Nauli.

Menanggapi keluhan sejumlah tokoh masyarakat yang hadir itu, Kepala BNPB RI, Doni Monardo menjelaskan, kedatangannya ke Madina adalah atas undangan Bupati, Dahlan Hasan Nasution guna menjelaskan permasalahan ekosistem yang ada di bumi gordang sambilan. Termasuk memberikan upaya kesiap siagaan menghadapi bencana. Apalagi Kabupaten Madina salah satu daerah yang sering terkena bencana banjir dan longsor. Dan, termasuk belakangan ini masalah penambangan emas tanpa izin yang jadi sorotan berbagai pihak. Karena, adanya sejumlah kasus kelainan bayi yang baru lahir.

“Saya ingin melihat langsung dan ketemu dengan masyarakat Madina, dan meninjau sehubungan berbagai kerusakan yang diakibatkan musibah banjir di Madina.

“mencermati berbagai kejadian, termasuk musibah kelahiran anak di luar kebiasaan, yang pertama kita lakukan adalah evaluasi. Ada banyak faktor penyebabnya, salah satunya adalah dampak penggunaan bahan berbahaya seperti merkuri dan sianida yang dipakai penambang,

“Karena itu, kalau kita semua sepakat, kita harus rumuskan program yang tepat untuk mengalihkan tambang rakyat. Bicara soal perut, itu jangan hanya jadi alasan. Masih banyak yang bisa kita kerjakan.

“Madina ini tanahnya sangat subur, sepanjang jalan saya lihat semua hijau. Tentu program yang tepat adalah usaha perkebunan. Kita harus melihat apa yg dibutuhkan manusia hari ini, dan itulah yang harus kita programkan,” kata Doni.

Ia menyebut, lahan kosong bisa dimanfaatkan untuk membuka usaha perkebunan seperti kebun alpukat, termasuk Aren. Karena nama Kecamatan ini Hutabargot ternyata artinya adalah Aren.

“disini saya beritahukan, perusahaan terkaya di dunia adalah VOC yang ada di Belanda. kekayaan perusahaan itu mencapai USD 7,9 triliun. Saya sudah pernah ke gudang industri perusahaan itu. Ternyata, mereka adalah industri hasil bumi, termasuk cengkeh, kemenyan, minyak atsiri, dan hasil bumi lainnya. Kenapa kita tidak mengikuti program itu?

“Saya ingin kita bisa melangkah lebih maju lagi, kita harus bisa berubah. Karena generasi kita ke depan memerlukan lingkungan yang sehat, bukan lingkungan yang rusak seperti yang terjadi di daerah kita ini,” ungkapnya. (MN-01)