SEMMI Madina Kecam Presiden Perancis

Panyabungan| Dewan Pengurus Cabang Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) turut melontarkan kecaman keras terhadap Presiden Perancis Emmanuel Macron atas pernyataan serta kebijakannya terkait karikatur terbitan majalah Perancis Charlie Hebdo yang dinilai memghina Nabi Muhammad SAW beserta Agama Islam beberapa waktu lalu.

Hal itu disampaikan Ketua DPC SEMMI Madina, Muhammad Soleh Siregar ketika diwawancarai Mohganews, Kamis (12/11/2020).

Menurut Soleh, pernyataan Macron tersebut telah melukai hati umat Islam di seluruh dunia dan dikhawatirkan berpotensi menimbulkan perpecahan kerukukan umat beragama.

“Karikatur tersebut jelas sangat melukai hati umat Islam di seluruh dunia, ditambah lagi mengenai pernyataan Macron yang mengatakan itu (karikatur) merupakan kebebasan berekspresi. Sungguh pemikiran yang dangkal sekali untuk seorang Presiden. Oleh karena itu, SEMMI Madina mengecam Macron dan karikatur tersebut,” ujar Soleh.

Soleh juga mengatakan bahwa hal ini dapat memicu konflik besar apabila Macron tidak segera meminta maaf kepada umat Islam atas pernyataannya tersebut.

“Jika Macron tidak segera meminta maaf atas penyataan serta kebijakannya tentang penempelan poster karikatur di Perancis, dikhawatirkan akan menimbulkan perpecahan serta konflik besar nantinya,

“Dengan ini SEMMI Madina juga menyatakan setuju dan menghimbau khususnya untuk masyarakat Mandailing Natal tentang pemboikotan produk-produk Perancis sebagai bentuk protes terhadap Macron,” sambungnya lagi.

Menurut Informasi yang dikutip dari Wartakota, Presiden Perancis Emmanuel Macron baru-baru ini berbicara tentang teroris Islamis di Mozambik yang menurutnya menjadi dalang aksi pembantaian masyarakat yang menyebabkan puluhan nyawa melayang.

Menanggapi berita tersebut, Soleh menyatakan bahwa cerita Macron tersebut tak berdasar dengan menuduh bahwa pelaku adalah Umat Islam. Soleh meluruskan bahwa Islam merupakan Agama yang membawa kedamaian.

“Tak berdasar itu. Agama Islam itu Rahmatan Lil ‘Alamin dan membawa kedamaian, jadi tidak ada teroris dalam Islam. Itu hanya pelabelan sepihak oleh Macron. Sangat disesali jika Macron yang tidak faham tentang Agama Islam tapi malah menjustifikasi Islam,” ujarnya lagi.

Selanjutnya, Soleh juga mengatakan SEMMI Madina akan segera melakukan musyawarah sekaligus berkoordniasi dengan elemen mahasiswa dan Organisasi Mahasiswa Islam dalam menyikapi perihal tersebut.

“Kita musyawarahkan dulu secara internal organisasi, lalu kita juga akan berkoordinasi dengan elemen mahasiswa maupun Organisasi Mahasiswa Islam di Madina untuk menentukan sikap terkait permasalahan ini,” pungkas Mahasiswa STAIN Madina ini. (MN-07)