MohgaNews|Madina – Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal (Purn) Moeldoko mengatakan bahwa Jenderal Besar Abdul Haris Nasution merupakan simbol keberanian, simbol keuletan, simbol disiplin, simbol tanggung jawab, dan simbol kemajuan.
Hal itu disampaikan Moeldoko pada sambutannya sebelum melakukan peletakan batu pertama pembangunan monumen Jenderal Besar Abdul Haris Nasution di komplek perkantoran Paya Loting, Minggu sore (8/12).
Turut hadir putri Jenderal Besar Abdul Haris Nasution Hj Hendriyanti Nasution, Bupati Madina Drs Dahlan Hasan Nasution, Sekjen DPP Partai Hanura Herry Lontung Siregar, Wali Kota Padangsidimpuan Irsan Efendi Nasution, Komandan Korem, Komandan Kodim, Ketua DPRD Madina, dan tamu lainnya.
Mantan Panglima TNI itu menyebut Jenderal Besar Abdul Haris Nasution merupakan tokoh militer kebanggaan Indonesia, yang berasal dari daerah yaitu Mandailing Natal. Moeldoko menyebut, buku karyanya sampai sekarang dipakai akademi militer seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia.
“Almarhum dikenal di dunia internasional, buku karyanya (salah satunya perang gerilya) dipakai oleh akademi militer di dunia, bukan hanya akademi militer kita. Untuk itu, sekarang kita tancapkan disini simbol keberanian, simbol keuletan, simbol disiplin, simbol tanggungjawab, dan simbol kemajuan, untuk mengenang Jenderal Besar kita,” kata Moeldoko.
Kepala Staf Presiden RI itu menjelaskan, Jenderal Besar Abdul Haris Nasution telah banyak memberi dan menjadi contoh yang baik bagi rakyat Indonesia. Tentu sebagai warga negara yang baik, Moeldoko mengajak semua masyarakat agar jangan sekali-kali melupakan sejarah.
“Jas merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Jenderal Abdul Haris Nasution telah memberi suri tauladan, beliau tidak hanya memberi contoh bagi kita, tetapi sudah menjadi contoh bagi kita semua. Memberi contoh itu mudah, tapi menjadi contoh itu yang cukup berat.
“Jenderal Abul Haris jadi figur yang selalu kita ikuti dalam memotivasi diri kita, juga sekaligus menjadi inspirator bahwa di daerah seperti ini telah melahirkan tokoh bangsa. saya sangat kagum kepada almarhum dan banyak mengikuti perkembangan beliau mulai masih muda. Sehingga saya bisa jadi Panglima, karena salah satu jenderal yang jadi panutan saya adalah Abdul Haris Nasution,” ujar Moeldoko. (MN-01)