Mandailing Natal Bersiap Menuju Daerah Industri

MohgaNews|Madina – Tokoh pemerhati pembangunan asal Mandailing Natal (Madina) Irwan Hamdani Daulay mengungkapkan, gagasan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pantai Barat Kabupaten Mandailing Natal (Madina) di Kecamatan Batahan dan sekitarnya oleh Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution dianggap menjadi batu loncatan bagi bangkitnya industrialisasi di Kabupaten Madina.

Potensinya sangat besar oleh dukungan raw material yang melimpah baik berbahan sawit, karet, kopi, hortikultura, hasil laut dan pariwisata.

Begitu juga ketersediaan energy menjadikan kawasan ini akan sangat mungkin berkembang pesat melampaui KEK lainnya yang ada di Indonesi. Misalnya KEK di Sei Mangke yang sejak tahun 2013 yang lalu di ground breaking sudah mendapatkan komitmen investasi lebih dari Rp10 triliun.

Irwan Daulay melalui siaran pers nya yang diterima MohgaNews mengatakan, berdasarkan data resmi BPS, di tengah-tengah keterpurukan ekonomi bangsa, ternyata Kabupaten Madina secara gradual meningkat porsi industri manufaktur terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sehingga mampu mempertahankan pertumbuhan di rata-rata 6 % melampaui pertumbuhan nasional dan regional..

“Dan, tantangan yang dihadapi adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bervisi industrial serta lemahnya inovasi oleh perusahaan swasta di sekitarnya dalam upaya menciptakan nilai tambah baru terhadap produk-produknya. Dan, hal ini terus didorong oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah sehingga dalam waktu segera usulan KEK oleh dunia usaha dapat ditindak lanjuti sampai lahirnya Peraturan Pemerintah,” kata Irwan.

Menurutnya, terkait SDM yang bervisi industrial upaya-upaya sudah mulai dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Madina dengan menggandeng beberapa Perguruan Tinggi yang akan dikolaborasi dalam satu kesatuan tekad membangun Madina dari sektor swasta oleh Public Private University Partnership (PPUP).

Begitu juga dengan Pemerintah Daerah dalam tahapan gradual ikut berbenah dalam menyongsong visi industrial ini dengan masuk ke dunia usaha skala penuh dengan konsep Reinventing Local Government.

“Hal ini membutuhkan perencanaan yang matang dan komprehensif serta membutuhkan dukungan seluruh pihak, terutama pemegang kebijakan dan para pengusaha yang sudah dan sedang berinvestasi disana,” sebutnya.

KEK Madina ini diharapkan dalam 10 tahun ke depan akan mampu merubah Madina dalam wajah dan perspektif berbeda, bahwa usaha-usaha keras dan konsisten semua pihak ternyata mampu melahirkan sejarah besar pembangunan daerah.

Irwan Daulay mencontohkan, kota Shenzhen di China yang dulunya hanyalah sebuah dusun.

kemudian dirancang sebagai Zona Ekonomi Khusus atau KEK. Sejarah dimulai pada tahun 1980, ketika Dusun Shenzhen dijadikan kawasan pertama di China yang dirancang sebagai zona ekonomi khusus, yang dapat menerima investasi asing. Perubahan ini terjadi di bawah reformasi ekonomi yang ketika itu dipimpin oleh Deng Xiaoping.

hal yang mencolok di kota Shenzen adalah jalannya lebar dan teratur dengan rapi, juga gedung-gedung menjulang tinggi. Dalam kurun waktu waktu 30 tahun, Pemerintah China berhasil membangun Shenzhen yang dulunya kota kecil dengan jumlah penduduk 30.000 (1979) menjadi kota metropolitan modern.

“Dengan laju pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 25,8%, menjadi Shenzhen yang semula adalah dusun nelayan menjadi kota utama di dunia dalam bidang industri, urbanisasi dan modernisasi. Seiring dengan kemajuan Shenzhen, jumlah penduduknya juga melonjak pesat. Saat ini penduduk Shenzhen hampir 9 juta orang,” ujarnya.

Dalam perkembangannya di Indonesia, Irwan Daulay mengungkapkan, KEK baru lahir sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang KEK. Tujuan utama dari pembentukan kawasan khusus ini adalah pengintegrasian perusahaan-perusahaan yang beroperasi di dalamnya dengan ekonomi global, dengan cara melindungi mereka terhadap berbagai distorsi seperti tarif dan birokrasi yang berbeli-belit.

Pada umumnya, sasaran penerapan KEK adalah untuk meningkatkan investasi dengan menyediakan berbagai insentif berupa: insentif perpajakan, insentif kepabeanan (pembebasan, pengurangan tarif, atau penyederhanaan prosedur cukai atau bea masuk), insentif penanaman modal untuk menyederhanakan syarat dan prosedur, serta insentif perlindungan lingkungan hidup.

Sebelumnya, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution menemui Menteri Kordinator Perekonomian RI, Darmin Nasution di Jakarta. Darmin Nasution salah satu tokoh asal Mandailing Natal yang saat ini duduk sebagai Menteri di jajaran Kabinet Kerja Presiden Jokowi.


Dalam pertemuan itu, salah satu yang dibahas adalah penggalian potensi sumber daya alam yang ada di Madina termasuk pengembangan kerajinan industri kecil melalui UMKM, sektor perikanan dan kelautan, sektor perkebunan serai wangi, kopi, pengolahan kelapa, wisata dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Keseriusan Dahlan Hasan mempercepat pembangunan Kabupaten Madina juga dibuktikan dengan hadirnya dua perusahaan yang akan berinvestasi di Madina, yaitu perusahaan sektor PLTA dan industri kelapa.

Di sisi lain, dukungan Madina menuju daerah industry lewat KEK ini juga mendapat sambutan baik dari Menko Pereknomian RI Darmin Nasution pada kunjungannya ke Kabupaten Madina tahun 2018 yang lalu.

Darmin menyebut, Kabupaten Madina merupakan daerah yang sangat kaya potensi Sumber Daya Alam nya, dan ini akan ditindaklanjuti dengan berbagai program yang bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Darmin Nasution menyebut program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sangat mendukung kemajuan daerah terlebih dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Kabupaten Madina sangat kaya sumber daya alam, ada perkebunan, pariwisata, dan perikanan. Dan, kita berbatasan dengan hamparan laut Samudera Hindia yang nantinya dapat lebih mudah mengekspor hasil sumber daya alam yang ada. Daerah kita ini sangat layak dikembangkan program KEK,” kata Darmin. (MN-01)