Di Tengah Kasus PPPK, Dahlan Hasan Nyatakan Maju di Pilkada Madina 2024

MADINA – kasus dugaan suap seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang menyeret kepala dinas pendidikan Kabupaten Madina Dollar Siregar dan sejumlah pegawai lainnya sebagai tersangka, saat ini masih sedang proses hukum di Polda Sumatera Utara.
 
Kasus ini telah memanggil banyak pihak baik sebagai saksi maupun tersangka, termasuk Bupati Madina Muhammad Jafar Sukhairi Nasution, wakil bupati Atika Azmi Utammi hingga Ketua DPRD Erwin Efendi Lubis dan beberapa anggota dewan lainnya.
 
Di tengah gonjang-ganjing kasus tersebut, mantan Bupati Madina Drs Dahlan Hasan Nasution menyatakan siap maju kembali pada Pilkada Madina tahun 2024. Pemilihan bupati dan wakil bupati serentak ini akan berlangsung pada bulan November yang akan datang. Berdasarkan tahapan atau jadwal yang sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum, pendaftaran calon akan dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang.
 
Dahlan Hasan dalam kurun waktu dua bulan ini sudah beberapa kali datang ke Kabupaten Madina. Pada masa kampanye pemilihan presiden bulan Januari kemarin, Dahlan Hasan hadir pada kegiatan pengajian di Desa Sopo Tinjak Kecamatan Batang Natal, kampung kelahirannya. Lalu mengunjungi pasar baru Panyabungan. Di sana Dahlan Hasan disambut meriah para pedagang dan pengunjung pasar. Dan kemarin, Dahlan Hasan kembali berkunjung ke wilayah pantai barat menemui masyarakat di sana.
 
Kepada sejumlah wartawan, Bupati Madina yang menjabat pada 2016-2021 ini menyatakan kesiapannya untuk bertarung di Pilkada tahun 2024.

Alasan maju sebagai calon bupati ini adalah untuk menyahuti harapan masyarakat guna menuntaskan berbagai hal tentang pembangunan yang diawalinya semasa menjabat sebagai Bupati Madina. Di antaranya adalah, penyelesaian rumah sakit umum daerah Panyabungan di bukit Panatapan sehingga bisa difungsikan sebagaimana harapan masyarakat. Kata Dahlan, rumah sakit itu diharapkan bisa menjadi pengganti rumah sakit yang ada di Pinang, Malaysia maupun yang ada di Singapura.

Selanjutnya adalah penyelesaian bandara di Kecamatan Bukit Malintang sehingga kedepannya dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar.

“Sejak dulu harapan bersama sebagaimana pembicaraan saya dengan pak presiden Jokowi dan menteri perhubungan bahwa bandara Madina itu diusulkan memiliki panjang run way sepanjang 3.000 meter,” ujar Dahlan.

Menurut dia, dengan didaratinya bandara tersebut oleh pesawat berbadan lebar itu dapat menjadi sarana pendukung dan penunjang bagi masyarakat mulai dari Aceh, Pekan Baru, Padang dan Medan.

Dengan kondisi itu dirinya meyakini akan membawa dampak terhadap perenonomian masyarakat, karena melalui bandara itu hasil pertanian, perkebunan dan hasil laut bisa terangkut ke luar negeri.

Alasan lainnya juga untuk mewujudkan Provinsi Sumatera Tenggara. Dirinya meyakini, dengan adanya Provinsi Sumatera Tenggara dapat membawa dampak bagi masyarakat Tabagsel sesuai dengan harapan para lelulur.

“Saya berkeyakinan tanpa Provinsi Sumteng wilayah Tabagsel tidak akan maju. Oleh karena itu provinsi Sumteng harus kita realisasikan,” jelasnya. (FAN/ANTARA)