Zulkarnen: Nilai Tukar Dollar Naik, Mestinya Harga Karet Ikut Naik

MohgaNews|Madina – Ketua Fraksi Madani DPRD Mandailing Natal (Madina) Zulkarnen Nasution SE menyesalkan harga karet yang sangat murah dan sudah menyulitkan hidup petani karet khususnya di Kabupaten Madina.

Menurutnya, dengan naiknya nilai tukar dollar yang mencapai Rp 14.600, mestinya harga karet ikut naik, karena karet salah satu komoditi yang harganya bergantung pada nilai tukar dollar.

“Kita sangat menyayangkan kondisi petani karet khususnya di Kabupaten Madina, di saat nilai tukar dollar naik, tapi harga karet tetap terpuruk. Sementara masyarakat Madina kebanyakan penghasilannya dari hasil karet,” ungkap Zulkarnen kepada MohgaNews, Sabtu (18/8) di Panyabungan.

Ia menyebut, salah satu kegagalan pemerintah saat ini adalah kurangnya kepedulian atas stabilitas harga kebutuhan pangan dan harga komoditi hasil bumi masyarakat petani.

“Kita lihat ini salah satu kegagalan pemerintah. Pemerintah tidak peduli pada harga jual hasil bumi masyarakat petani, kemudian tidak ada pengawasan harga di tingkat bawah. Sehingga yang diuntungkan dalam situasi ini adalah pengusaha dan tengkulak, sementara petani tidak bisa berbuat apa-apa,” sebutnya.

Pemerintah Daerah, menurut Zulkarnen juga sampai sekarang belum menunjukkan iktikad baik dan kepedulian mereka menyikapi harga komoditi hasil bumi masyarakat, terutama harga jual karet yang sudah sangat lama terpuruk. Apalagi pengawasan harga yang sama sekali tidak ada menyebabkan toke atau pengusaha menerapkan harga sepihak saja.

Bahkan, banyak kalangan masyarakat pemilik kebun karet yang sudah alih fungsi tanaman, seperti mengganti dengan tanaman sawit, dan sebagainya.

“Pemkab Madina juga sampai sekarang kita lihat tidak peduli, masyarakat tidak pernah disajikan informasi up date tentang harga karet, masyarakat hanya mengikuti harga pengumpul atau toke. Situasi seperti ini berdampak sangat buruk bagi kehidupan masyarakat, seharunya pemerintah dan DPRD duduk dan diskusi dengan masyarakat untuk mencari solusi harga karet ini,

“Dan, petani karet juga diharapkan lebih aktif mengawal harga karet, jangan cuma pasrah dengan tariff yang ditetapkan sepihak oleh pengusaha. Harga karet ini perlu diperjuangkan, tetapi ini harus diperjuangkan secara kolektif, bukan hanya di tingkat daerah, tetapi Pemerintah daerah mesti sounding ke pemerintah pusat. Dan, kami di DPRD Madina sudah berulang kali menyampaikan ini, namun belum ada solusi dan kebijakan sampai sekarang,” tuturnya.

Karena itu, Zulkarnen meminta Pemerintah Kabupaten Madina jangan hanya sibuk memikirkan program pembangunan fisik, sementara kebutuhan hidup dan sumber penghasilan masyarakat tidak diperhatikan. (MN-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *